http://catatan-solitaire.blogspot.com/

Kala Sendiri Menjadi Begitu Berarti
 
 
 
 

OUR STORY



Room Solitaire dianggap lahir tanggal 14 juli 2004, meski kenyataannya sudah ada sejak Februari 2004. Arti solitaire = kesepian = menyendiri, sendirian. Kata ini diilhami dari lagu Solitaire (Carpenter). Kesepian disini dalam arti yang luas dan positip. Kesepian yang bermakna kekurangan kita dalam segala hal, yang pada akhirnya membawa kita pada adanya kenyataan dan kesadaran ada sesuatu yang Maha Sempurna mengatur kehidupan ini, sehingga nantinya akan berpengaruh positip dalam berpikir, merasa, mengucapkan dan bertindak dalam kenyaan kehidupan kita sehari-hari. Juga dapat diartikan agar kita tidak merasa sendirian setelah memasuki room YM. We Are The World, kebersamaan kita tanpa batas geografis, gender, religious, usia, suku bangsa, pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya.
MALIOBORO,14juli 2004


YUDHISTIRA147

 

Inspired SONG



There was a man
a lonely man
Who lost his love
through his indifference

A heart that cared
that went unshared
Until it died
within his silence

And solitaire's the only game in town
And every road that takes him takes him down
And by himself it's easy to pretend
he'll never love again

And keeping to himself he plays the game
Without her love it always ends the same
While life goes on around him everywhere
He's playing solitaire



A little hope
goes up in smoke
Just how it goes,
goes without saying
There was a man

A lonely man
Who would command
the hand he's playing

Play Music : Solitaire by Carpenter

 

Image & Link

 
 
 

Thursday, June 28
[Kisah] Ceryati bagian 2
Sepanjang penerbangan dari Dubai ke Singapur, aku cuma bisa duduk merenung. Mata ini sulit terpejam. Wajah-wajah yang kulihat tadi terus membayang dalam ingatan . Seumur hidup baru kali inilah aku melihat sebuah penderitaan manusia, yang lemah dan tak berdaya, terlukis jelas dan nyata. Dalam wajah-wajah yang pucat dan murung. Bibir-bibir yang terkatup rapat. Dan tatapan mata yang redup tak bersinar. Sebuah perasaan pilu dan tak berdaya datang menyergap hati ini. Karena aku tak bisa berbuat apa-apa untuk mereka. Akhirnya aku cuma bisa berhayal saja. Andaikata aku sekaya Sultan Brunai , kalau saja aku punya uang banyak seperti Bill Gates, misalnya aku setajir taipan Liem Sioe Liong (orang terkaya di Indonesia), maka akan kuberi mereka semua uang yang cukup untuk modal berdagang atau untuk membeli tanah yang bisa menghidupi keluarga mereka. Tak perlu lagi menjual tenaga di negeri orang yang penuh dengan azab dan derita itu. Mereka manusia juga yang punya hati dan perasaan. Bukan budak belian yang bisa dicambuk dan diperlakukan sesuka hati majikannya.

Di Singapur kami hanya transit sejam. Lebih dari separuh penumpang di bisnis class turun disana. Dan awak pesawatpun berganti dengan wajah-wajah baru yang segar. Baru saja pesawat take off, datang seorang stewardes yang cantik jelita, bertubuh tinggi semampai, rambut pirang keemasan dan mata sebiru lautan, datang menghampiriku. Dia memberikan selembar kertas formulir yang harus kuisi sebelum kami mendarat di bumi Indonesia yang permai. Disusul stewardes lain yang memberi aku sebuah baki besar yang berisi aneka macam roti, puding dan irisan buah pepaya. Karena jarak penerbangan yang dekat dari Singapur ke Jakarta yang memakan waktu cuma satu jam saja, jadi semua harus dilakukan secara cepat dan tergesa. Sehabis makan dan minum, kukeluarkan pasportku untuk melihat data-data yang yang harus kutulis dalam formulir tadi. Aku sedang sibuk mengisi formulir waktu stewardes itu kembali datang menghampiriku dengan setumpuk pasport warna hijau dan formulir. Dia bertanya padaku dalam bhs Inggris. "Apakah tuan dapat menolong mereka mengisi formulir ini ? . Aku menengadah. Kulihat wajah yang cantik itu tampak muram. Ada selapis embun menutupi matanya yang biru. Hingga aku tak tega untuk menolak permintaannya. " Ini pasport milik siapa saja", tanyaku sambil mengambil tumpukan kertas itu dari tangannya. Dia menarik nafas panjang lalu duduk disebelahku.

" Pasport milik orang-orang yang bernasib malang", katanya hampir berbisik. " Mereka adalah orang-orang yang teraniaya dan menderita". Dia menatap wajahku dan aku melihat air mata jatuh berlinang di pipinya. " Ya Allah mengapa semua ini bisa terjadi", katanya dengan suara gemetar bercampur isak. Aku terhenyak. Dia menyebut asma Allah, berarti dia seorang muslim juga. Aku menunduk. Tak sanggup lagi menatap mata yang indah itu. " Mereka adalah bangsaku sendiri", kataku terbata-bata, sambil menahan rasa malu, sedih dan pilu. Dia mengusap matanya. " Lalu apa yang bisa kita perbuat untuk mereka semua ", tanyanya. "Banyak dari mereka yang pulang tanpa membawa uang sepeserpun, dengan tubuh sakit dan lemah". Tiba-tiba saja aku merasa lega. Ternyata bukan aku saja yang peduli dengan nasib mereka. Ada secercah harapan datang mengisi relung hatiku. "Bagaimana kalau kita mengumpulkan uang buat mereka dari penumpang di bisnis dan first class". " Lalu kita bagikan pada mereka yang pulang tanpa membawa uang sepeserpun". Dia termenung lalu mengangguk sambil tersenyum. " wawasan yang baik sekali", katanya. Aku tertawa lega. Kuambil dompetku. Dan kuberikan 20 Euro kepadanya. " Ini buat mereka". Dia berdiri. " Thanks a lot sir, nanti aku minta teman-temanku juga untuk mengumpulkan uang buat mereka, waktu kita tak banyak lagi, isilah formulir ini secepat mungkin please". トku menggangguk dan sebentar kemudian aku tenggelam dalam tumpukan pasport dan formulir yang harus kugarap. Ada berapa pertanyaan yang tak dapat kujawab. Tentang visum dan ijin kerja. Karena ada berapa pasport yang sudah over time.

Seperempat jam lagi pesawat akan landing di Jakarta. Stewardes itu datang kepadaku dengan wajah gembira. Dia memamerkan setumpuk uang dollar dan euro yang berhasil mereka kumpulkan dari penumpang. Dan dimasuk kannya dalam belasan amplop. Kuserahkan seluruh formulir dan pasport yang sudah selesai kukerjakan dengan hati lega. Dia tersenyum padaku. " Semoga Allah melindungimu selalu, dan terima kasih banyak untuk semuanya". " Aku harus mengembalikan pasport dan formulir ini kepada pemiliknya sekarang, kalau kau mau mari kita bagikan amplop ini bersama-sama" . Aku berdiri dan ikut berjalan dibelakangnya. Didepan gordijn yang membatasi ekonomi dan bisnis class, dia membagikan tumpukan pasport itu kepada berapa colleganya yang berkumpul disana. Lalu mereka berpencar kearah ekonomi class. Aku menarik nafas panjang waktu memasuki ruang economy class yang penuh sesak. Sunyi mencengkam. Hanya derum motor pesawat yang terdengar. Dan wajah-wajah yang membayang terus dimataku itu terlihat semakin jelas. Kian letih dan layu di bawah sinar matahari yang benderang. Dia menghampiri seorang wanita setengah baya yang duduk merenung dengan mata menerawang jauh, wajahnya pucat pasi. Didepan wanita itu dia membungkuk. Disapanya dengan ramah, dan diletakkannya sebuah amplop dipangkuannya. " For You lady", bisiknya. Tanpa menanti reaksi wanita itu dia berjalan terus, dan aku mengikutinya.

Rupanya dia paham betul dengan kesulitan mereka. Dia membagikan amplop itu dengan cepat dan hanya kepada orang yang sakit dan yang betul-betul memerlukannya. Terakhir amplop itu diberikannya kepada seorang gadis muda, yang tubuhnya kurus dan wajahnya murung sekali. Aku lihat matanya sembab bekas menangis. Dia membungkuk lama disitu. Aku tak tahu apa yang dikatakannya pada gadis itu. Hanya kudengar gadis itu menangis terisak lirih waktu dia mencium kening gadis itu. Dan kudengar suara pilot di microfon yang menyuruh kami duduk di tempat masing-masing dan memasang seat belt karena pesawat sebentar lagi akan mendarat di bandara Cengkareng. Aku berbalik dan berjalan sepecatnya kearah bisnis class diikuti olehnya. Didekat gordijn aku mendengar gadis itu berteriak. "Pak tunggu sebentar". Aku menoleh. Kulihat gadis itu berlari terhuyung-huyung kearah kami. Didepan kami dia melepas sebuah cincin perak yang menghiasi jari manisnya. Diberikannya kepada stewardes yang berdiri disampingku. " Ini buat ibu yang baik hati, untuk kenang-kenangan dan ucapan terimakasih dari kami semua". Dia termanggu, tak mengerti apa yang diucapkan oleh gadis yang kurus itu. Kuterjemahkan dalam bhs inggris. Kulihat dia menggeleng. Wajahnya berubah merah padam. Dan air mata jatuh berlinang dipipinya. "Saya tak dapat menerimanya, karena itu adalah miliknya yang paling berharga", katanya terbata-bata. Aku mengambil cincin dari tangan gadis itu dan kuselipkan dalam telapak tangannya. "Kalau kau tak mau menerimanya, hatinya pasti akan sediih sekali, simpanlah cincin ini untuk kenangan-kenangan" . Tiba-tiba dia memeluk tubuh yang kecil dan kurus itu erat-erat. Aku mendengar mereka menangis bersama. Aku terus berjalan ke arah tempat duduk ku. Seorang steward menutup gordijn di belakangku. Dan itu adalah saat yang terakhir aku melihat mereka.

Sujiwo, akhir juni 2007.
posted by imelda @ 11:06 AM   0 comments
[Pengetahuan] Manfaat Beras Merah
Beras Merah semakin di gemari.Kandungannya yang lengkap,membuat semakin banyak yang mengkonsumsi untuk berbagai kebutuhan.Sejarah penggunaan beras merah sebagai obat, telah di kenal sejak tahun 2800 SM.Dalam berbagai literatur para ahli pengobatan herbal Asia Timur memaparkan beras merah merupakan jenis makanan yang dapat menyembuhkan penyakit secara alami.

Kesimpulan tersebut segaris dengan hasil penelitian para ahli masa kini.Seperti Dr Morton Walker dan Joan Walker dari AS.keduanya di kenal sebagai penulis buku "Sexual Nutrition: The Lover's Diet" . Juga Mindy Herman RD,yang menulis artikel berjudul "Minerals : from B to Z ".Artikel ini merupakan publikasi yang di lakukan Herman setelah melakukan penelitian di The Arizona Cancer, USA.Peneltian Herman membuktikan beras merah positif untuk mencegah kanker kulit dan beberapa tipe lainnya. Juga dapat meningkatkan stamina.Jadi jika tudak mau cepat lela, serta tidak sipa mendapatkan kanker kolorektal,paru- paru atau prostat,mulailah membiasakan mengkonsumsi beras merah.Konsumsi beras merah di berbagai belahan dunia semakin meningkat.di Indonesia,hal yang sama juga terjadi,meski masih rendah jika di bandingkan negara Jepang,Korea, dan Singapore.

pagi2 dapat nyontek dari tabloid Cempaka
Salam buat semua temans Solit semoga sehat selalu...

christ (bintangseroja)
posted by imelda @ 11:02 AM   0 comments
[Cerita] Malaikat dan Pengusaha
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke,
sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap
dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si
pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang
berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam
24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan
meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha
ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum
batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya
si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah
banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari
2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan
persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling
mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang
berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya
mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat
kesembuhanmu. "

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar
besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar
itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak
kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada
tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu
memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus
berharap akan kesembuhanmu. "

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "Tuhan,
aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang
baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak
jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu
hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar
di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau
titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba
tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi
pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang
baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia
baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi,
melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,
penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam
waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku,
kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa
buatku?"

Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak
tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu
semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang
baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam
yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak
dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur
di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di
kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu! ! Kau tidak jadi
meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah
yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu
tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan
yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari
popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar
negeri.

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran
kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah
melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah
kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti
asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu,
tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu
hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja
pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari
orang-orang yang mengasihi dia.

Di saat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan
baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

hari ini ...saya nggak ada semangat kerja,
jadi..... ya...ngutip-ngutip. ..aja di Room sebelah


salam kompak aja ya..buat temans solit di mana pun berada ...


christ(bintangseroja)
posted by imelda @ 11:00 AM   0 comments
Thursday, June 21
[Renungan] Ceryati bagian 1
Disiang yang gerimis dan sejuk ini, saya duduk terhenyak. Sehabis membaca kisah sedih tentang nasib seorang TKW di Malaysia yang bernama Ceriyati. Dan sebuah kenangan yang pilu dan getir muncul kembali dari alam bawah sadar saya. Sebuah kenangan yang telah saya coba untuk melupakannya. Meskipun bayang-bayang yang suram itu kadang datang melintas dalam ingatan saya. Seperti sebuah trauma yang menggores tajam sekali. Yang tak mungkin dapat terlupakan lagi dalam hidup saya.

Muharraq Airport Bahrain bulan januari 2003. Jam 9 malam waktu setempat. Buat saya yang sedang transit ditempat ini selama 6 jam dari Duseldorf ( Jerman ) ke Jakarta, bandara ini sangat mewah dan besar sekali. Seperti masuk ke sebuah mall yang luar biasa lux nya. Dari coklat sampai mobil Rolls-Royce bisa kita beli disana. Perhiasan emas permata berlimpah ruah dipajang di etalage, seperti mainan anak-anak saja. Semua penumpang pesawat dari segala penjuru dunia yang harus transit disana, sibuk shoping dengan hati gembira. Karena harga -harga disana lebih murah bila dibandingkan dengan harga tax free (bebas pajak) yang ada dibandara manapun juga. Konon hanya disini pula terdapat hotel berbintang 7, yang cuma ada satu didunia ini. Saya cuma sendiri waktu itu. But no problem, saya bisa bergabung dengan teman seperjalanan dari Belanda dan Jerman . Dan bisa duduk minum-minum di cafe-cafe yang banyak terdapat disana, sambil ngobrol ngalor-ngidul. Hingga waktu 5 jam yang saya habiskan disana , terasa cepat sekali berlalu.

Satu setengah jam sebelum on boarding, saya masuk ke ruang tunggu yang terletak dekat gang kearah pesawat yang harus saya tumpangi nanti. Karena saya duduk di bisnis class, kami dipersilahkan duduk menunggu disebuah kamar kecil yang asri dan bersih sekali. Cuma repotnya disana ndak boleh merokok. Jadi saya dan berapa teman seperjalanan terpaksa berjalan keluar mencari kamar kecil yang banyak disediakan disana untuk penumpang yang ingin udud...hehehe. Meskipun kami harus duduk berjejal didalam sebuah kamar sempit yang terasa pengap dan panas, ditengah asap rokok yang mengambang tebal memenuhi tempat itu. Rasanya kayak disauna saja.

Ada sesuatu yang menarik perhatian saya, disaat berjalan melewati ruang tunggu economy class . Tempat itu penuh sesak. Banyak wanita yang berjilbab sedang duduk besimpuh atau berbaring dilantai. Bercampur baur dengan tas plastik aneka warna dan doos super mie yang diikat dengan tali rafia. Semua berkulit sawo matang seperti saya. Mungkin mereka mau pulang ke Indonesia juga. Karena merasa penasaran saya masuk kesana. Dan saya terhenyak waktu melihat pemandangan yang terhampar didepan saya. Kontras sekali dengan segala kemewahan di bandara yang barusan saya nikmati tadi. Sebagian besar dari mereka , laki-laki dan perempuan duduk dengan kepala menunduk dan wajah yang kusut. Tak terdengar tawa gembira, seperti yang biasa terdengar diruang tunggu pesawat. Yang biasa dilakukan oleh semua orang yang akan pergi berlibur atau pulang ke tanah air.

Hampir semua bertubuh kecil dan kurus. Pakaian mereka juga kusut dan lusuh. Aroma yang tak sedap tercium menyengat di hidung. Yang membuat saya tertegun, hampir semua mata yang menatap kearah saya begitu redup dan kosong. Tak bersinar sedikitpun. Saya bergidik. Lenyap sudah semua kegembiraan dalam hati ini. Saya tak tahu harus berkata apa pada mereka. Yang jelas mereka adalah orang-orang yang menderita lahir dan bathin. Seorang lelaki tersenyum pada saya. Saya melambai padanya dan dia datang mendekat.
"Siapakah mereka ini semua", tanya saya perlahan. Lelaki kurus itu tersenyum. Ada kegetiran membayang pada wajahnya yang sudah dipenuhi oleh keriput. "Semua ini TKW dan TKI yang punya masalah dengan majikannya, hingga kami terpaksa pulang". " Tanpa uang pesangon dan bekal yang cukup". Saya mengangguk. Pasti mereka semua merasa lapar karena harus menunggu pesawat begitu lama. Tanpa berpikir panjang lagi saya berikan selembar uang ratusan euro kepada lelaki itu. " Kita masih punya waktu sejam lagi, bapak bisa membeli roti di supermarket yang ada disini, bagikanlah kepada mereka". Kata saya sambil membalikan tubuh. Saya ingin pergi secepatnya dari tempat itu. Tak tahan lagi melihat penderitaan dan kenistaan yang luar biasa itu. " Terimakasih pak, Alhamdullilah ya Allah", terdengar lelaki itu berteriak sambil berlari keluar.

Ada sesuatu yang mengganjal dalam hati saya. Ketika saya berkumpul kembali dengan teman-teman seperjalanan saya yang berkulit putih dan berambut pirang. Untuk pertama kali dalam hidup saya, belum pernah saya merasa pilu dan sesedih ini. Buat saya semua manusia adalah sama. Warna kulit dan bentuk tubuh bukanlah sebuah halangan untuk mendapatkan sebuah kehidupan yang layak. Tapi mengapa hidup mereka jauh lebih baik dan makmur bila dibandingkan dengan hidup manusia di negaraku ? Lalu dimana letaknya sila keadilan dan perikemanusian yang tertulis nyata dalam Pancasila yang jadi kiblat di negara kami. Pertanyaan itu terus berputar dikepalaku hingga aku tak ingin lagi minum champagne yang disuguhkan kepada kami.

bersambung ke jilid 2 Sujiwo.
posted by imelda @ 11:07 AM   1 comments
Friday, June 15
[Renungan] Blog Napi
Siang ini saya merenung sendiri. Lagi ndak sibuk di kantor iseng-iseng buka internet, trus ngetik berapa kata di mesin pencari google ( yang paling sakti ma canggih ), tentang kehidupan narapidana di tanah air tercinta, malah dapat blog yang buaguus sekali. URL: http://napi1708. blogspot. com. Wah terus lupa semua deh. Daripada mumet mikirin kerjaan yang ndak ada habisna, mendingan baca blog ini sajalah...hehehe. Aseek buanget isina.

Ternyata hidup di bui itu ndak enaak buanget. Orang yang masuk bui itu sudah ndak dianggap manusia lagi. Ngenees buangeet nasib mereka, yang terpaksa harus menjalani hukuman di penjara. Dari maling kecil ( pencuri ayam ma jemuran ), koruptor kelas teri sampai kelas kakap, yang pelakuna kebanyakan menteri sama pejabat penting , seleb beken yang ganteng ma sekse yang pada kepergok pake narkoba, semua ngumpul disana. Kalau sampeyan mau tahu nasib mereka dalam penjara yang kumuh dan pengap , silahkan saja klik http diatas.

Kalau saya buat perbandingan. Penjara di Belanda itu ibarat hotel bintang lima dan penjara di Indo itu ibarat losmen yang kumuh. Cuma semua yang masuk sana, nasibna sama. Hidup terkekang ndak punya kebebasan lagi. Ndak bisa jalan-jalan kemana saja kita suka. Ndak punya hak lagi untuk hidup bermasyarakat yang normal. Ndak punya pilihan lain. Kudu nurut sama perintah sipir yang galak-galak dan wajib menjalani semua peraturan yang tertulis disana. Berat memang.

Jaman sudah berubah. Sejak ada internet orang pada tambah pinter dan kreatif. Sekarang siapa saja bisa bikin blog dan bisa nulis sepuasna disana. Sampai narapidana juga bisa ikut ngeblog. Hebat kan. Cuma yaitu kalau punya blog sendiri wajib diisi paling dikit sekali seminggu. Apalagi kalau blogna banyak dibaca orang. Dimanapun juga sampeyan berada. Dalam kondisi apapun juga, sampeyan harus terus menulis. Kalau ndak ya blognya hilang dan dilupakan pembacana. Makana saya lebih suka nulis disini, daripada bikin blog sendiri. Karena ndak jadi kewajiban dan sudah pasti ada yang baca..hahahaha.

Waktu nulis artikel ini saya tersenyum sendiri. Ndak terbayang kalau ada berapa pembokat di Jkt yang pinter dan tahu seluk beluk Pc terus pada ngeblog juga...hahahaha. Apa ya isina ? Mungkin pada ngerumpiin nyonya rumah yang galak dan cemburuan. Atau si bapak yang genit. Tentang beratnya kerjaan mereka dan gaji yang ndak pernah naik. Pembantu yang pinter masak bisa jadi akan mengisi blogna dengan aneka resep masakan dan cara bersih-bersih rumah dan ngepel secara kilat...halaah halaah. Saya harap pada suatu hari nanti saya bisa menemukan blog semacam ini. Yang berisi tulisan tentang suka dukana jadi pembokat, supir dan jongos di tempat orang kaya.

Saya harap semua member Soli mau berpartisipasi mengisi hp soli milik kita bersama ini, dan kalau ada kirim juga pic yang lucu-lucu buat hiburan yang segar dikala senggang. Dan buat semua member Soli yang ada diluar pager jangan lupa untuk ikut merayakan hari ulang tahun Soli bulan depan nanti. Dengan jalan beramal. Sumbanglah berapa saja sampeyan bisa untuk hari jadi Soli yang ketiga nanti. Untuk soal ini silahkan hubungi pak lurah Soli sendiri. GBU all . Sujiwo.
posted by imelda @ 11:09 AM   1 comments
Monday, June 11
[Renungan] Wanita
Rokok siji murup mati....arep dibuang eman segere
bojo siji manasi ati.....arep dibuang eman duite.

Saya ketawa terkekeh, waktu mendengar pantun dalam bhs jawa ini. Yang diucapkan oleh mulut seorang perempuan cantik yang duduk di depan saya, ditempat kondangan hari Sabtu kemarin. Seumur hidup saya belum pernah dengar pantun yang nyleneh begini . Apa sampeyan punya pantun yang lucu juga dalam bhs. Jawa ? kalau ada silahkan kirim ke milis hp soli. Saya ingin sekali membacanya.

Ada sesuatu yang menarik dalam pengamatan saya di tempat pesta itu. Ternyata perempuan lebih suka duduk bergerombol dengan teman yang umurnya sebaya dengan mereka. Yang masih lanjang ya duduk sama temannya yang masih bujangan juga. Dan bahan percakapan mereka biasanya berputar tentang seleb yang jadi idola mereka, tentang pacar ( kalau pacarnya ndak ikut hadir ), tentang sekolah, mode dan dugem. Biasalah anak muda jaman sekarang..hehehe. Baju yang mereka kenakan juga santai banget. Mereka lebih suka pakai celana atau rok mini jeans.

Lalu ibu-ibu yang masih muda. Yang masih punya anak balita atau abg, duduknya juga ngumpul jadi satu. Nah ini dia yang obrolannya seru-seru..hahaha. Termasuk perempuan yang duduk didepan saya tadi. Kebetulan saya makan didekat mereka, jadi bisa nguping pembicaraan mereka yang bisa bikin saya keselek kalau ndak cepet-cepet minum. Dari soal mode yang wajib dibeli menurut mereka. Misalna sepatu model baru, lengkap dengan harganya, yang kalau saya kalkulasikan ke valuta kita, uangnya cukup buat kasih makan orang sekampung dengan menu 4 sehat 5 sempurna...hahahaha . Semua gosip-gosip yang lucu-lucu dan aneh-aneh, sampai ke pembicaraan yang nyrempet-nyrempret ke soal tempat tidur..halaah. .halaah. Obrolan yang satu disambung komentar yang lain, ndak bakalan bosen dengerna deh. Juga pakaian mereka biasana modius banget. Hampir semua menenteng tas merk, sepatu dan baju biasanya satu warna. Tiap kali lewat didepan mereka, hidung saya menghembus bau harum yang lembuut sekali.

Golongan lain, wanita-wanita yang umurna sudah diatas 50 tahun. Mereka lebih tenang dan lebih wise. Saya dengar mereka lebih suka ngobrol tentang sesuatu yang bisa saya ambil hikmahna. Misalna, makanan yang sehat biar jauh dari penyakit. Cara menguasai stress sehari-hari. Tentang karier dan pekerjaan mereka, cara menjaga kondisi biar tetep seger dan cok cer..hahaha. Yang sudah punya cucu ya cerita tentang kenakalan atau kelucuan cucu-cucunya. Mereka senang juga saling bertukar resep baru. Dalam soal mode ndak kalah dengan wanita golongan ke dua tadi. Cuma warnanya lebih tenang dan modelnya juga lebih kalem dan tertutup. Ndak ada yang terbuka punggungnya. ..hehehe.

Golongan terakhir adalah wanita-wanita lansia. Yang biasana duduk tenang dan makan perlahan-lahan. Netjes banget. Mereka lebih senang ngobrol tentang kenangan masa-masa indah yang telah mereka lalui. Tertawana juga perlahan sekali. Tapi yang paling menarik perhatian saya, mereka paling sering bicara tentang segala macam penyakit yang datang menyerang tubuh mereka. Juga mengeluh tentang cuaca yang terlalu dingin atau panas. Juga tentang perubahan cara hidup anak cucu mereka, yang kadang-kadang sering membuat mereka bingung dan sedih.

Tapi buat saya pribadi, mereka semua adalah ciptaan NYA yang paling istimewa dan luar biasa. Yang bisa membuat dunia ini gonjang ganjing dengan kelembutan dan kecerdasan yang mereka miliki. Dibelakang seorang pria besar biasanya terdapat seorang wanita yang bijak dan kuat. Dan sudah terbukti dalam sejarah dunia, bahwa wanita yang memerintah sebuah negara, bisa membuat negarana menjadi makmur dan besar. Karena mereka menggunakan perasaan dan kebijaksaan yang dimiliki oleh seorang ibu. Sebuah kemenangan yang mereka punyai, karena pria tak pernah melahirkan seorang bayi.

Sujiwo.
posted by imelda @ 11:12 AM   0 comments
Wednesday, June 6
[Puisi] Gadis Kecilku
Gadis kecilku sayang , aku ingin melihatmu tersenyum ..
saat tubuhmu yang kecil mungil kupeluk erat-erat...
biar tawamu yang merdu bergema terus di telingaku..
aku ingin hari ini jadi sebuah kenangan yang indah..
yang tak kan pernah kau lupakan sepanjang hidupmu...

Hari ini akan kuberikan apa saja yang kau inginkan..
akan kuikuti kemana saja kau ingin pergi buah hatiku..
kau boleh menunjuk semua mainan yang kau suka...
lalu kita terus bermain ayun-ayun kesenanganmu. .
sampai matahari terbenam dan tubuhmu terasa lelah....
Dan kubelai wajahmu yang manis dengan hati yang pilu...
saat kau tatap wajahku dengan senyum yang indah..
sambil memeluk boneka yang tadi kubelikan untukmu..
tidurlah anak ku sayang hari telah larut malam..
malam ini papa akan berdoa buat masa depanmu..
karena mulai besok aku jadi seorang penganggur.. .

Sujiwo. medio juni 2007.
posted by imelda @ 11:15 AM   0 comments
Sunday, June 3
[Opini] Yang enak di lidah
Menurut penelitian, lidah kita ternyata manja sekali. Selain suka mengecap makanan dan minuman yang enak-enak, juga lebih senang mengucapkan kalimat atau nama yang gampang dieja dan enak didengar. Kalau perlu semua disingkat biar terasa lebih sreg dan nyaman dilidah. Coba baca kalimat ini, lidah sampeyan pasti akan terasa seperti di elus-elus. Banyak seleb pada cere, jadi banyak duren bertebaran. So what. Kalo nggak pede ma jablai, nggak punya temen buat curhat, ya sedih deh. Yuk kita nonton orang demo. Harus cari info krismon yang jelas dong. hehehe.

Bandingkan sekarang bila sampeyan harus mengucapkan kata-kata itu tanpa disingkat. Maka Lidah kita akan cepat merasa lelah dan pegal. Banyak selebriti pada bercerai, jadi banyak duda keren bertebaran. Kalau tidak percaya diri dan jarang dibelai, tak punya teman buat mencurahkan isi hati ya sedih deh. Ayuk kita nonton orang demonstrasi. Harus cari informasi krisis moneter yang jelas dong..hehehe.

Begitu juga dengan nama. Lidah kita lebih suka mengucapkan nama yang punya dua suku. Kalau nama seorang terlalu panjang biasanya kita singkat juga jadi dua suku kata. Biar lebih enak diucapkan. Coba sampeyan membaca nama orang-orang terkenal ini, rasanya enak banget di lidah >>. Bung Karno, Pak Harto, Ibu Mega, Gus Dur, Pak Akbar ( Tanjung) Pak Be-je ( Habibie). Lalu baca nama-nama ini, rasanya canggung sekali di lidah. Pak SBY ( disingkat karena terlalu panjang), Pak Amin Rais, Pak Harmoko, Pak Sujatminako.

Saya tak ingat lagi arti singkatan yang ada di belakang nama sebuah Kota. Karena terlalu banyak dan terlalu panjang. Cuma ya kok enak dibacanya gitu. Misalnya, Solo Berseri, Jogja berhati nyaman, Cilacap Bercahaya. Temanggung Tersenyum, Bandung Berhiber. Juga jurusan bus- bus semua disingkat, kalau ndak pernah naik bus ya bingung jadina. Misalna, Bus jurusan Joglosemar ( Jogja, Solo, Semarang) Untung ndak dibalik urutanna menjadi Semar Loyo ( Semarang, Solo, Jogja). Mungkin dimasa datang akan muncul juga bus jurusan Dibalang Sendal ( Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang, Kendal). hahaha.

Anak-anak muda Jogja juga tidak kalah kreatifna untuk ikut-ikutan menyingkat nama tempat. Sebut saja Amplas untuk Ambarukmo Plaza, Jakal ( jalan Kaliurang) Jamal ( jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di de Paster alias Depan Pasar Terban. Bahkan dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai Paris ( Parangtritis ) atau Pakistan ( Pasar Kidul Stasiun ), bahkan Banglades ( Bangjo Lapangan Denggung Sleman)...hahaha.

Dan kalau sampeyan seorang yang suka membantu, ringan tangan, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong, berarti sampeyang layak menyandang julukan nama Willem Ortano alias Dijawil gelem Ora Tahu Nolak. Atau kalau sampeyang pinter ngomong kayak tukang obat, ngalor-ngidul ndak karuan juntrungna, jangan marah kalau nama sampeyan diganti jadi Toni Boster alias Waton Muni Ndobose Banter..halah halaah.

Semua bisa disingkat, biar enak diucapkan, yang penting jangan sampai kita menyingkat UMR atau menyingkat dana rekonstruksi, dana bencana, biaya operasional dan dana milik orang kecil..amit- amit itu sih.. Naudzubillahi min dzalik...

Sujiwo.
posted by imelda @ 11:17 AM   0 comments

♪yang maintain Catatan Solitaire♪

emiko



Temans ............

Catatan solitaire ini terinspirasi oleh banyaknya cerpen, puisi, maupun artikel yang ditulis oleh warga solitaire. Tulisan-tulisan Mas Jiwo yang merupakan kontemplasi dari pengalaman hidupnya, sarat dengan makna. Dengan bahasa yang sederhana tapi sangat enak dinikmati, Mas Jiwo banyak mengambil tema teman kehidupan sosial. Mas Jiwo adalah contoh penulis solitaire yang sangat peduli akan nasib orang kecil. Penghargaan Mas Jiwo kepada kawulo alit ini merupakan cerminan sikapnya yang tidak pernah membedakan latar belakang sesama manusia.

Puisi-puisi Bang BSD yang selalu mendendangkan nyanyian cinta dan kerinduan telah memberikan warna tersendiri bagi kita betapa hidup ini penuh dengan cinta, kerinduan, perjuangan, tapi juga kadang ada kenyataan pahit harus kita hadapi. Jatuh dan bangun mungkin sudah menjadi hukum alam yang mesti kita jalani dengan penuh lapang dada.

Neisya sendiri suka menuangkan gagasan dan pengalaman dalam sebuah esei atau artikel. Ketertarikan Neisya terutama pada Cyber World yang ternyata telah menjadi ilmu yang sangat luas sekali. Dunia Maya, kini sudah menjadi bagian hidup dari jutaan orang, dari yang sekedar ingin chatting, belajar lewat web, sampai pada orang orang yang punya pikiran jahat untuk mengambil hak orang lain, yang sering kita sebut hackers. Semuanya memberikan inspirasi bagi saya untuk terus menulis dan berbagi kepada yang lain.

Solitaire adalah Rumah yang Indah bagi banyak orang Indonesia. Anggotanya saat ini sudah hampir 200 orang, yang berdomisili di banyak negara, misalnya Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, Hongkong, dan tentunya juga Indonesia. Mas Yudhis (Lurah Solitaire-red) menyebut Solitaire Kebersamaan Tanpa Batas, dan Mas Yudhis benar karena Solitaire adalah tempat berbagi kerinduan akan kampung halaman, tempat berbagi duka dan cinta, tempat yang indah untuk menjalin persaudaraan dan kebersamaan tanpa batas.

Selamat Datang di Catatan-Solitaire, selamat bergabung dengan kebersamaan tiada batas dan terimakasih banyak buat Mas Yudhis, Bang BSD, dan Mas Jiwo yang sudah memberikan supportnya, juga semua anggota yang tidak dapat disebutkan satu-per-satu. With love n gratitude,
**Eisya - Emiko**


 

Last Entries

 

Archieves

 

Messages

 

Template & Credite

Visit Me Klik It

15n41n1