http://catatan-solitaire.blogspot.com/

Kala Sendiri Menjadi Begitu Berarti
 
 
 
 

OUR STORY



Room Solitaire dianggap lahir tanggal 14 juli 2004, meski kenyataannya sudah ada sejak Februari 2004. Arti solitaire = kesepian = menyendiri, sendirian. Kata ini diilhami dari lagu Solitaire (Carpenter). Kesepian disini dalam arti yang luas dan positip. Kesepian yang bermakna kekurangan kita dalam segala hal, yang pada akhirnya membawa kita pada adanya kenyataan dan kesadaran ada sesuatu yang Maha Sempurna mengatur kehidupan ini, sehingga nantinya akan berpengaruh positip dalam berpikir, merasa, mengucapkan dan bertindak dalam kenyaan kehidupan kita sehari-hari. Juga dapat diartikan agar kita tidak merasa sendirian setelah memasuki room YM. We Are The World, kebersamaan kita tanpa batas geografis, gender, religious, usia, suku bangsa, pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya.
MALIOBORO,14juli 2004


YUDHISTIRA147

 

Inspired SONG



There was a man
a lonely man
Who lost his love
through his indifference

A heart that cared
that went unshared
Until it died
within his silence

And solitaire's the only game in town
And every road that takes him takes him down
And by himself it's easy to pretend
he'll never love again

And keeping to himself he plays the game
Without her love it always ends the same
While life goes on around him everywhere
He's playing solitaire



A little hope
goes up in smoke
Just how it goes,
goes without saying
There was a man

A lonely man
Who would command
the hand he's playing

Play Music : Solitaire by Carpenter

 

Image & Link

 
 
 

Friday, December 1
AIDS, WANITA, dan KEMISKINAN
By. Neis

Hari ini tanggal 1 Desember dan diperingati sebagai
hari AIDS sedunia. Hal ini mengingatkanku pada kisah
nyata yang terjadi 10 tahun yang lalu di India.
Namanya Govind Singht, seorang pekerja immigrant dari
India yang berusia 25 tahun. India memiliki sex
workers yang sangat banyak dibandingkan negara
berkembang lainnya. Jumlahnya mencapai sekitar 40 juta
sex worker. Seperti teman-teman nya yang lain, dia
melakukan hubungan sex dengan para sex workers
(pekerja sex). Tiga tahun kemudian (th.1999) Govind
menyadari ada perubahan pada dirinya, dia merasa cepat
lelah dan berat badan nya turun drastis. Kemudian dia
pergi ke Rumah Sakit dan betapa terkejutnya dia ketika
menghadapi kenyataan bahwa dia pengidap HIV (Human
Immunodeficiency Virus) positiv. Karena penyakitnya,
Govind tidak punya lagi kekuatan untuk bekerja, sampai
akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke desanya untuk
mendapatkan perawatan dari keluarganya. Tapi malang
nasib Govind, tak seorangpun dari keluarganya atau
orang sekampungnya yang mau menyentuhnya, apalagi
merawatnya, setelah mereka tahu bahwa Govind mengidap
penyakit HIV/AIDS. Kemudian orang-orang desanya
mencampakkan Govind di kandang sapi dan mereka akan
melempar makanan ke Govind pada saat makan. Akhirnya
pada tanggal 5 July 2000, Govind ditemukan tewas.

Govind hanya satu dari 40 juta lebih penderita
HIV/AIDS di dunia, yang mengalami nasib tragis karena
kehadirannya tidak diterima masyarakat, bahkan
keluarganya. Salah satu faktor yang menyebabkan
masyarakat sangat ketakutan atau antipati saat
mendengar kata AIDS ini diantaranya disebabkan karena
penyakit ini belum ada obatnya. Yang bisa diupayakan
hanya mencegah penyebaran virus ini, tapi bukan
mematikan virusnya.

Di negara negara Asia Pasifik pencegahan terhadap
virus ini masih dirasa sangat lamban dibandingkan
negara negara maju seperti Brazil atau Amerika Latin.
Sementara jumlah penderita HIV/AIDS ini semakin
meningkat tajam jumlahnya. Pada tahun 1990 ada 10 juta
penderita, tahun 1996 ada 28 juta, dan tahun 2000 ada
34 juta dan memuncak lagi pada tahun 2002 dengan 40
juta penderita. Tingkat kematian pun belum berkurang
sampai saat ini. Di negara berkembang, penyakit ini
masih merupakan salah satu penyebab utama kematian
yang harus mendapat perhatian serius.

Yang juga memprihatinkan adalah kenyataan bahwa 95%
penderita AIDS ini adalah penduduk di negara-negara
berkembang seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Wanita pekerja sex sering dianggap sebagai sumber
penyakit HIV/AIDS, padahal pekerja sex itu ada karena
adanya permintaan dari laki-laki. Pada kenyataannya,
laki-lakilah yang menentukan tempat dimana mau
berhubungan sex dengan patner nya dan apakah mereka
akan menggunakan kondom atau tidak. Wanita lebih
banyak disalahkan sebagai penyebab tersebarnya virus
HIV/AIDS. Seorang Ibu yang hamil dan mengidap AIDS
akan dipersalahkan karena bayi yang lahir tersebut
juga akan terinveksi HIV/AIDS. Sehingga banyak wanita
yang menolak di test, karena sepertinya hidup mereka
akan menjadi bencana ketika tahu bahwa mereka adalah
pengidap HIV/AIDS. Sementara kebanyakan wanita di
negara berkembang kehidupan perekonomian mereka
tergantung pada suami.

Satu hal yang penting dalam upaya pencegahan HIV/AIDS
ini adalah bagimana mengkomunikasikan masalah ini
kepada masyarakat. SEtelah itu bersama sama melakukan
aksi nyata sebagai bentuk kepedulian dan keseriusan
kita dalam menangani masalah ini. Diakui atau tidak,
sebagian masyarakat masih memandang sebelah mata
kepada para penderita HIV/AIDS dan seringkali
menjauhkan mereka dari komunitas, padahal mereka tidak
akan tertular kecuali mereka berhubungan sex atau
transfusi darah. Secara psoikologis, penderita AIDS
akan sangat tertekan dengan kenyataan bahwa dirinya
pengidap HIV/AIDS dan tercampakkan oleh masyarakat.
Beban yang dideritanya rasanya dua kali lipat dari
yang seharusnya. Belum lagi kenyataan bahwa banyak
kebanyakan penderita AIDS berakhir dengan kematian.

Ada beberapa hal yang seharusnya dikomunikasikan
kepada masyarakat. Pertama, masyarakat harusnya
memahami bagaimana proses penyebaran virus HIV/AIDS
sehingga akan paham bahwa dengan bersosialisasi dengan
penderita HIV/AIDS tidak akan tertular. Kedua, pola
hidup sehat harusnya dikomunikasikan kepada
masyarakat. Penyakit HIV bisa dikatagorikan sebagai
penyakit sosial, penyakit yang disebabkan karena
hubungan sex, yang biasanya dilakukan dengan berganti
ganti pasangan. Dengan setia kepada suami atau dengan
tidak berhubungan sex sebelum menikah, akan bisa
mencegah terjangkitnya penyakit yang sangat berbahaya
ini. Ketiga, memanusiakan penderita HIV. Secara
bertahap, masyarakat semestinya bisa menerima
penderita HIV/AIDS di tengah-tengah mereka, bahkan
memberikan perlindungan dan membantunya supaya bisa
menjalani hidup dengan tenang. Keempat, kita harus
memberikan perhatian lebih kepada para Ibu dan anak
yang terjangkit HIV/AIDS, utamanya mereka yang berasal
dari masyarakat miskin. Pengetahuan mereka sangat
minim atas penyakit HIV/AIDS ini dan kemampuan mereka
untuk membeli obat pencegah HIV/AIDS juga sangat
minim. Pendampingan dan bantuan ekonomi sangat
diperlukan untuk membantu mereka agar bisa menjalani
hidup yang lebih baik. Perhatian yang lebih juga harus
diberikan kepada generasi muda karena golongan umur
mereka yang paling riskan terkena penyakit HIV/AIDS
ini. Peran orangtua dan keutuhan keluarga sangat
dibutuhkan dalam hal ini.

Hari AIDS sedunia, smoga kita semakin mawas, semakin
berhati-hati agar tidak terjangkit virus HIV/AIDS dan
semakin serius dalam memberikan uluran tangan bagi
warga yang terkena HIV/AIDS ini. Seperti yang
dikatakan oleh Richard Holbrooke, President Global
Business Council on AIDS: “AIDS is the most serious
threat the world face today. If it isn’t checked now,
it will do unbelievable damage” (AIDS adalah ancaman
paling besar yang dihadapi dunia saat ini, Jika kita
tidak mencegahnya, AIDS akan mengakibatkan bencana
yang tidak terduga besarnya.”

Yogyakarta, 1 Des 2006
posted by imelda @ 2:58 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

♪yang maintain Catatan Solitaire♪

emiko



Temans ............

Catatan solitaire ini terinspirasi oleh banyaknya cerpen, puisi, maupun artikel yang ditulis oleh warga solitaire. Tulisan-tulisan Mas Jiwo yang merupakan kontemplasi dari pengalaman hidupnya, sarat dengan makna. Dengan bahasa yang sederhana tapi sangat enak dinikmati, Mas Jiwo banyak mengambil tema teman kehidupan sosial. Mas Jiwo adalah contoh penulis solitaire yang sangat peduli akan nasib orang kecil. Penghargaan Mas Jiwo kepada kawulo alit ini merupakan cerminan sikapnya yang tidak pernah membedakan latar belakang sesama manusia.

Puisi-puisi Bang BSD yang selalu mendendangkan nyanyian cinta dan kerinduan telah memberikan warna tersendiri bagi kita betapa hidup ini penuh dengan cinta, kerinduan, perjuangan, tapi juga kadang ada kenyataan pahit harus kita hadapi. Jatuh dan bangun mungkin sudah menjadi hukum alam yang mesti kita jalani dengan penuh lapang dada.

Neisya sendiri suka menuangkan gagasan dan pengalaman dalam sebuah esei atau artikel. Ketertarikan Neisya terutama pada Cyber World yang ternyata telah menjadi ilmu yang sangat luas sekali. Dunia Maya, kini sudah menjadi bagian hidup dari jutaan orang, dari yang sekedar ingin chatting, belajar lewat web, sampai pada orang orang yang punya pikiran jahat untuk mengambil hak orang lain, yang sering kita sebut hackers. Semuanya memberikan inspirasi bagi saya untuk terus menulis dan berbagi kepada yang lain.

Solitaire adalah Rumah yang Indah bagi banyak orang Indonesia. Anggotanya saat ini sudah hampir 200 orang, yang berdomisili di banyak negara, misalnya Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, Hongkong, dan tentunya juga Indonesia. Mas Yudhis (Lurah Solitaire-red) menyebut Solitaire Kebersamaan Tanpa Batas, dan Mas Yudhis benar karena Solitaire adalah tempat berbagi kerinduan akan kampung halaman, tempat berbagi duka dan cinta, tempat yang indah untuk menjalin persaudaraan dan kebersamaan tanpa batas.

Selamat Datang di Catatan-Solitaire, selamat bergabung dengan kebersamaan tiada batas dan terimakasih banyak buat Mas Yudhis, Bang BSD, dan Mas Jiwo yang sudah memberikan supportnya, juga semua anggota yang tidak dapat disebutkan satu-per-satu. With love n gratitude,
**Eisya - Emiko**


 

Last Entries

 

Archieves

 

Messages

 

Template & Credite

Visit Me Klik It

15n41n1